Red Minahasa" Simbol Kearifan Lokal Sulawesi Utara


Batu Red Minahasa dalam Bentuk Bongkahan (Kanan), dan yang telah diolah (Kiri).

Manado, detiKawanua.com - Demam batu akik nampaknya masih akan berlanjut. Pasalnya, selain belum meratah menyentuh seluruh kalangan masyarakat, Batu akik diberbagai daerah mulai kini bermuculan, yang tak kalah menarik dengan batu akik yang kini gemar digunakan.

Tak hanya diburu para kolektor domestik, namun para kolektor batu mulia dari mancanegara sudah mulai masuk ke Indonesia. Dari banyaknya jenis batu akik yang ada, ada beberapa jenis yang sangat digemari oleh para pecinta batu akik, diantaranya Batu Bacan, khas dari Maluku Utara (Malut), serta Batu Giok Aceh yang belakang mulai muncul kepermukaan.

Menariknya, Sulawesi Utara (Sulut) yang selang beberapa Tahun semenjak demam batu akik melanda Indonesia belum mencul Batu Akik khas daerah Nyiur Melabai ini. Kini Batu Akik asli produksi Alam Sulawesi Utara (Sulut) yang didalamnya terdapat Suku Minahasa mulai muncul kepermukaan, yang digadang-gadang bakal menajadi Saingan Baru Batu Akik yang kini tengah beredar di pasaran. Bagaimana tidak, Batu yang dinamai Batu Red Minahasa, selain memili warna yang terbilang Unik, yakni Merah-Putih, juga terdapat beberapa Batu yang memiliki Motif Indah nan menggoda untuk dimiliki.

Jemmy Ringkuangan Tengah memegang Batu Red Minahasa.

Diakatakan oleh Ketua Pakasaan Passo Indonesia (PPI), Jemmy Ringkuangan, yang menyebutkan, Sulut ternyata memiliki sumber kekayaan yang luar biasa. Bumi Nyiur Melambai yang terkenal dengan semboyan 'Torang Samua Basudara' ini menyimpan pesona yang luar biasa, selain Taman Laut Bunaken, kini Batu Red Minahasa ikut meramaikan panggung Batu Akik, yang sudah tentu memiliki nilai ekonomis dan filosofi yang tinggi. Disamping yang disebut Batu Kasih dan Kebersamaan (Batu Red Minahasa-red), Batu Red Minahasa ini juga memiliki nama lain diantaranya "BATU PAKASAAN MINAHASA".

"Dominasi warna merah pada batu ini melambangkan kehangatan dan keberanian orang Minahasa dalam menapaki dinamika kehidupan social, sedangkan warna putih bercampur emas dan perak adalah symbol ketulusan dan keterbukaan, elegan dan bersahaja sebagai orang Minahasa yang terus bersatu sebagai sebuah keluarga yang solid dan makhluk ciptaan Tuhan yang mulia," ungkap Ringkuangan, Rabu (22/04).

Ia pula mengatakan, Seiring pesatnya perkembangan tren batu akik di sejumlah daerah di Tanah Air, tidak membuat dirinya, tutup mata. Nyatanya, Daerah Sulut lebih khusus Tanah Minahasa memiliki batu Red Minahasa. Oleh karena itu Ia berharap agar para pencinta Batu Akik di Sulut untuk lebih mengembangkan kerajinan Batu Akik sebagai salah satu bagian dari pengentasan kemiskinan dan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat di daerah ini. (adhy kambose)

Di Postkan Oleh Deti Kawanua | Rabu, 22 April 2015 
Share on Google Plus

About mshlehuddin

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar