Gemstone


Suka2batu
Salah satu perhiasan yang paling digemari masyarakat adalah batu permata, namun tidak semua orang mengerti mana yang digolongkan sebagai batu permata (gemstone) dan mana yang tidak. Pada tahun 2014 trend batu permata kembali menyeruak menghiasi pasar aksesoris Indonesia. Tak ketinggalan pakaian dan tas pun dihiasi dengan batu-batuan. Sebagian orang bahkan percaya bahwa batu-batu permata juga memiliki manfaat untuk fisik maupun non fisik. Harga yang ditawarkan juga sangat bervariatif. Hal ini menyebabkan pameran perhiasan yang memamerkan aneka batu-batu permata selalu laris dikunjungi masyarakat. Kembali ke topik awal, apa sih sebetulnya yang dimaksud dengan batu permata? Apakah batu permata benar-benar memiliki khasiat? Mitos atau fakta? Berikut adalah penjelasannya.  

Definisi batu permata sangat luas : istilah ini digunakan untuk menggambarkan setiap mineral yang sangat berharga karena keindahannya, daya tahan, dan kelangkaannya. Permata adalah mineral yang ditingkatkan dalam beberapa cara dengan mengubah bentuknya, biasanya dengan memotong dan polishing. Kebanyakan permata  berasal dari kristal mineral (seperti berlian atau safir), atau sebagai agregat kristal (seperti perunggu atau giok). Ada juga mineral yang tersedia dalam jumlah terbatas dalam bentuk non-kristalin berasal dari bahan organik (seperti mutiara amber) yang juga diklasifikasikan sebagai batu permata. Jenis semacam itu biasanya disebut sebagai permata organik .

Keindahan permata
Syarat utama untuk permata adalah harus tampak indah. Batu permata dapat 
dikenal keindahannya dari berbagai sifat : kedalaman warna atau transparansi : pola warna, seperti yang terlihat dalam opal atau batu akik, intensitas kecemerlangan, atau pola cahaya di dalamnya, seperti yang terlihat dalam bintang safir atau mata kucing chrysoberyl . Agar tetap cantik maka dilakukan dengan menahan keausan dan melestarikan polishing atau finishing lainnya.

 Beberapa batu permata yang indah terlalu lembut atau rapuh untuk dipakai, dan sifatnya langka justru dipotong
 lalu dibuat hanya untuk kolektor. Lebih dari 4000 mineral telah diidentifikasi, namun kurang dari 100 yang digunakan sebagai batu permata. Berdasarkan jumlah 
tersebut, hanya minoritas yang utama penting : berlian, korundum (safir dan ruby), beryl (zamrud dan aquamarine ), chrysoberyl, feldspars (sunstone, moonstone, dan labradorit), garnet, jadeite dan nephrite (jade), lazurite (lapis lazuli), olivines ( peridot ), opal, aragonit (mutiara), kuarsa (dalam semua varietas), spinel, topaz, turmalin, pirus, dan sirkon. Permata biasanya dibagi menjadi dua kategori : yang berharga dan semi . Berlian dan dua varietas warna korundum seperti safir dan ruby dianggap sebagai permata berharga, selain itu seperti warna hijau tua dari beryl yaitu zamrud.
Penggunaan awal dari permata

Penggunaan batu permata 
sudah digunakan pada masa lampau dalam sejarah manusia : orang yang menghiasi diri dengan kerang, potongan tulang, gigi, dan kerikil  setidaknya pada periode paleolitik atas (25,000-12,000 SM). Lama-kelamaan warna-warna cerah atau pola yang indah menarik perhatian orang, dan ketika pembentukan batu untuk adorment dimulai maka dipilihlah batu opaqueand yang lembut. Proses pemotongan menggunakan teknik melalui batu yang lebih kerasBahannya antara lain manik-manik kristal Carnelian dan batu-batuan, yang kedua adalah varietas kuarsa, yang relatif keras terdapat di Jarmo wilayah Mesopotamia (sekarang Irak) dalam 7 milenium SM. Lompatan teknis berikutnya dalam pemotongan juga terjadi di Mesopotamia, dengan manggunakan ukiran segel silinder yang terdiri dari jari berukuran dan silinder batu berukir yang digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi. Ketika segel itu berguling-guling di tanah liat basah maka jejak unik yang dihasilkan. Segel silinder yang dihargai sebagai adorment dan mungkin juga digunakan sebagai simbol status. Pada saat itu menunjukkan bahwa wilayah inilah yang pertama menunjukkan keyakinan bahwa batu memiliki nilai mistik dan memunculkan keyakinan yang bertahan hari ini yaitu pemakaian batu saat kelahiran dan pertambahan usia. Orang-orang Mesir, Babilonia, dan Asyura semua percaya bahwa batu-batu berwarna memiliki sifat penyembuhan. Pemilihan  batu dan bahan penyembuhan lain mengikuti warna-warna penyakit dalam sebagai pengobatan tubuh, misalnya : penyakit kuning, bibir biru, atau kulit merah demam. Bahan berwarna lainnya seperti tanaman, dianggap sama-sama efektif, tetapi batu memiliki sifat untuk mempertahankan warna mereka dari waktu ke waktu .

Sumber : Rocks and Minerals The Definitive Visual Guide oleh Ronald Louis Bonew

Share on Google Plus

About mshlehuddin

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar